JAMBI – Dalam menanggulangi mengurangi kemacetan lalu lintas yang diakibatkan kendaraan batubara di Provinsi Jambi, Pemerintah Provinsi Jambi terus melakukan berbagai upaya, salah satunya yakni dengan upaya mengalihkan sebagian angkutan menggunakan jalur air.
Hal tersebut disampaikan Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jambi, Ismed Wijaya, saat dikonfirmasi awak media ini, Jumat (8/04) melalui seluler pribadinya.
Ismed menjelaskan, dalam waktu dekat ini pihaknya berencana akan mengoperasikan jalur sungai Batanghari untuk mengurai kepadatan truk batu bara, yang kerap melintas di jalur lintas provinsi Jambi. Sehingga nantinya, hal ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan panjang karena truk pengangkut tambang batu tersebut.
“Memang saat ini persoalan batubara ini memang sering dibicarakan, di rapat DPRD pun juga membahas itu. Karena selain macet, juga sering terlibat lakalantas. Makanya, ini nanti kita akan pikirkan bagaimana caranya, mencari solusi terkait angkutan batubara ini,” ujarnya.
Nah untuk itu, Dishub sudah melakukan perencanaan untuk jangka pendek dengan memindahkan sebagian angkutan batubara dari jalur darat, untuk dialihkan melalui jalur air.
“Kita sudah melakukan ini, dimana nanti angkutan yang menggunakan jalur darat di dua rute ini, kita alihkan melalui jalur air dari sungai. Kan kita juga sudah punya pelabuhan khusus batubara di Benam, sesuai lagi komitmen dari perusahaan itu nanti sebelum lebaran mereka akan mendatangkan kapal truk.” ungkapnya.
Ia berharap, setelah lebaran hari Raya Idul Fitri tahun ini kapal truk tersebut sudah didatangkan dan aktivitas nya pun sudah dapat berjalan. Sehingga nanti, kemacetan-kemacetan yang terjadi akibat aktivitas batubara ini, dapat berkurang di Jambi.
“Efektif angkutan batubara ini sudah mulai berjalan habis lebaran ini. Artinya kalau memang rute-rute yang dangkal sudah bisa teratasi sudah bisa mulai dilakukan pengerukan,” terangnya.
Langkah utama, pada bulan Mei mendatang, pihaknya akan mendatangkan satu alat berat atau kapal keruk, untuk mendalami sungai Batanghari yang dangkal. Rencananya ini akan dimulai dari Tenam, Kabupaten Batanghari.
“Memang saat ini persoalan batubara ini memang sering dibicarakan, di rapat DPRD pun juga membahas itu. Karena selain macet, juga sering terlibat lakalantas. Makanya, ini nanti kita akan pikirkan bagaimana caranya, mencari solusi terkait angkutan batubara ini,” ujarnya.
Nah untuk itu, Dishub sudah melakukan perencanaan untuk jangka pendek dengan memindahkan sebagian angkutan batubara dari jalur darat, untuk dialihkan melalui jalur air.
“Kita sudah melakukan ini, dimana nanti angkutan yang menggunakan jalur darat di dua rute ini, kita alihkan melalui jalur air dari sungai. Kan kita juga sudah punya pelabuhan khusus batubara di Benam, sesuai lagi komitmen dari perusahaan itu nanti sebelum lebaran mereka akan mendatangkan kapal truk.” ungkapnya.
Ia berharap, setelah lebaran hari Raya Idul Fitri tahun ini kapal truk tersebut sudah didatangkan dan aktivitas nya pun sudah dapat berjalan. Sehingga nanti, kemacetan-kemacetan yang terjadi akibat aktivitas batubara ini, dapat berkurang di Jambi.
“Efektif angkutan batubara ini sudah mulai berjalan habis lebaran ini. Artinya kalau memang rute-rute yang dangkal sudah bisa teratasi sudah bisa mulai dilakukan pengerukan,” terangnya.
Langkah utama, pada bulan Mei mendatang, pihaknya akan mendatangkan satu alat berat atau kapal keruk, untuk mendalami sungai Batanghari yang dangkal. Rencananya ini akan dimulai dari Tenam, Kabupaten Batanghari.
Ia juga menjelaskan, pekerjaan pengerukan sungai Batanghari yang dangkal tersebut diperkirakan akan dikerjakan selama enam bulan. Setelah itu, nanti baru pengoperasionalan.
“Karena setelah dikeruk juga tak bisa langsung jalan, harus ada penyiapan instrumen yang diperlukan agar tak terhambat nantinya,” beber Ismed.
Sebagai wadah penunjangnya, Dishub Provinsi Jambi juga merencanakan akan membangun pelabuhan di lebih dahulu, sehingga nanti pengoperasian bisa dilakukan pada akhir tahun ini.
Dia berharap, perencanaan tersebut bisa berjalan dengan lancar sehingga tak ada lagi keluhan dari masyarakat soal truk batu bara ini.
“Kita akan siapkan semuanya, namun butuh proses. Tak semudah itu untuk membuat jalur khusus di sungai ini. Yang terpenting nanti pengaturan, jangan sampai terjadi penumpukan angkutan yang masuk ke pelabuhan batubara itu,” tukasnya. (Sumber : Expose)